Kabar mengejutkan itu seperti mendadak, beritanya baru mendapatkan sorotan setelah tanggal 1 dimana saya melihat postingan dari akun Instagram punapibali dan juga infodenpasar.
Ternyata sudah 4 tahun bus merah ini beroperasi di Bali. Awalnya bus ini ada di pulau Bali ada karena stimulus dari pemerintah pusat Indonesia dengan harapan pemerintah daerah Bali dapat mempersiapkan sendiri anggaran untuk transportasi umum di Bali.
Tapi apa daya, pemerintah Bali ternyata belum bisa mempersiapkan model pendanaan untuk transportasi umum seperti bus Trans Metro Dewata ini.
Selama saya perhatikan, memang tidak banyak masyarakat Bali menggunakan bus ini untuk kegiatan sehari hari mereka. Namun ada masyarakat Bali yang menggunakannya untuk pergi bekerja dan juga anak anak untuk pulang pergi ke sekolah, setiap hari!
Kemunduran untuk Propinsi Bali
Banyak kota besar yang mengutamakan untuk pengadaan transportasi umum untuk masyarakatnya. Kebalikannya malah Bali melepas mode transportasi umum yang telah dibantu oleh pemerintah pusat.
Apakah sepanjang tahun 2024 pemerintah Bali terlalu sibuk untuk mempersiapkan pemenangan wakil rakyat yang akan memimpin Bali?
Atau memang pemerintah Bali sengaja menyembunyikan pemberhentian Trans Metro Dewata pada tahun 2025 ini?
Kenapa saya berasumsi demikian?
Karena jika pemerintah memang tidak ingin melepas Transportasi umum ini, maka pemerintah akan menggaungkan isu ini. Tentunya akan ada reaksi dari masyarakat Bali akan hal tersebut sebagai feedback.
Atau, jangan jangan pemerintah lebih mementingkan mengurus perizinan untuk transportasi lokal yang bergerak di bidang pariwisata seperti rental mobil dan juga travel agent?
Ya dibandingkan dengan Trans Metro Dewata, travel agent dan juga rental mobil lebih banyak pemasukannya, meskipun banyak juga wisatawan yang menggunakan Trans Metro Dewata bepergian di Bali misalnya dari bandara Ngurah Rai ke Ubud.
Solusi untuk Trans Metro Dewata
Sampai saat ini belum ada tanggapan berarti dari pemerintah Bali, atau saya saja yang belum mendengarnya secara langsung.
Jika memang salah satu penyebabnya adalah masalah dana, mungkin sektor swasta daapt diajak untuk menghidupkan kembali moda transportasi umum ini.
Ya tentu saja dengan meningkatkan fasilitas atau skema yang lebih baik dan juga peningkatan harga yang wajar.
Terakhir saya dengar tarif yang dipatok adalah 3.500 hingga 6.000 rupiah, jika dinaikan menjadi 5.000 hingga 15.000 saya rasa masyarakat masih bisa menjangkaunya.
Dengan kenaikan tarif tersebut saya rasa dapat membantu keberlangsungan transportasi pulau dewata ini, tapi juga harus diawasi oleh dua atau tiga pihak yang mengaudit secara berkala.
Semoga saja di pulau Bali ini akan ada lagi transportasi umum seperti Trans Metro Dewata ini atau yang lebih baik, yang dapat membantu masyarakat menikmati fasilitas umum di daerah yang mereka tempati.
