Sopan Itu Nggak Ketinggalan Zaman: Kenapa Kebaikan Tetap Menang

Sopan santun bukan soal jadul atau formalitas basi. Di dunia yang serba cepat ini, kebaikan justru jadi kekuatan langka yang paling dicari.
Sopan Itu Nggak Ketinggalan Zaman: Kenapa Kebaikan Tetap Menang
Coba perhatikan sekelilingmu. Orang yang paling mudah dipercaya, paling enak diajak kerja sama, dan sering dirindukan kehadirannya... biasanya bukan yang paling pintar, paling lucu, atau paling keren. Tapi yang paling sopan. Yang tahu kapan mendengar, kapan bicara. Yang tahu caranya memperlakukan orang lain dengan hormat—tanpa bikin orang merasa kecil. Anehnya, di zaman yang serba cepat, banyak yang justru menganggap sopan santun itu kuno. Katanya, sekarang eranya speak up, tegas, bahkan kalau perlu “gas terus”. Yah, boleh-boleh aja sih. Tapi, kadang kita lupa: bersikap baik itu bukan berarti lemah. Dan bersikap sopan itu bukan berarti ketinggalan zaman. Bukan Cuma Basa-Basi, Tapi Pilihan Karakter Banyak yang mengira sopan itu cuma formalitas. Kayak template-email yang penuh embel-embel "dengan hormat", "mohon izin", "terima kasih sebelumnya". Tapi lho, sopan itu bukan sekadar gaya bahasa. Itu tentang cara kita hadir di dunia. Gaya kita memandang orang lain,…